Terriermon - Digimon

Sabtu, 27 Agustus 2016

Time Machine

Ini adalah sebuah kisah yang sangat kusukai. Ditulis oleh Affani Laila F.R. sahabat yang kusayangi :)



Aku pergi memulai mesin waktu
Jika aku dapat bertemu denganmu lagi,
Aku tak ingin bertanya lebih...
Sebelum itu menjadi sebuah kenangan yang berlalu cepat
Aku butuh mesin waktu...



Jam istirahat kini sudah separuh jalan, Anna masih terlihat asyik mengobrol dengan teman-temannya di taman sekolah, sampai ada seseorang memanggilnya sambil melambaikan tangan
“Heyy..Anna, aku disini!” seru orang itu, raut wajah Anna seketika berubah kesal, lalu dia pergi menghampirinya
“Teman-teman aku pergi dulu, kita sambung lagi lain waktu”

Di lobi sekolah...
“Sudah aku bilang jangan menggangguku!!”
“Aku ingin memberitahumu.....novelku sudah selesai”
“Lalu kenapa?” kata Anna agak kesal, Dio bersandar di dinding dan memasang wajah serius “Aku tidak bercanda, itu benar-benar menyenangkan dan mengaggumkan...tolong bacalah sekali saja” raut wajah Dio kini kembali seperti biasanya
“Apanya yang mengaggumkan?”
“Novel yang aku baca, karya dari seorang novelis idolaku”
“A-aku ke kelas duluan, sampai jumpa” kata Anna mengalihkan pembicaraan dan pergi meninggalkan Dio di lobi sekolah

Saat pulangan...
Dio dan Anna tengah bersepeda bersama, Anna yang sudah bosan mendengarkan basa-basi Dio langsung mengayuh sepedanya dengan cepat meninggalkan Dio di belakangnya, tidak peduli jika Dio terus memanggil namanya, Anna terus mengayuh hingga akhirnya dia bisa sampai di rumah.
Saat hendak membuka pintu rumah, terdengar suara Dio yang memanggilnya dari belakang “Anna...Anna..” mendengar suara itu Anna menoleh ke belakang dan mendapati Dio yang tengah berdiri di ambang pintu gerbang rumahnya,
“Ada apa lagi?”
“Aku akan melanjutkan novelku, setelah selesai kau jangan lupa membacanya ya?” raut wajah Dio berubah serius sambil menatap Anna, dan seketika itu juga raut wajahnya kembali seperti biasanya,
“Aku pergi dulu, sampai jumpa Anna” Anna hanya tertawa kecil melihatnya kemudian masuk ke dalam rumahnya.

Besoknya....
Anna sedang mengayuh sepedanya menuju sekolah, di pinggir jalan dia melihat Dio dengan sepedanya sedang menunggu dirinya, tanpa pikir panjang Anna langsung mengayuh sepedanya kencang sekali, Dio yang melihat berusaha mengejarnya dan memanggilnya “ANNA..ANNA!!” teriak Dio berkali-kali tetapi tidak di perdulikan , akhirnya Dio tertinggal jauh dibelakang. Anna merasa lega sekarang, mungkin saja dia akan terlambat jika selama di perjalanan bersama Dio hanya mendengarkan cerita anehnya Dio

Singkat cerita....
Waktu begitu cepat berlalu, hingga pada akhirnya Anna sadar betapa dia sangat membutuhkan sosok Dio di sampingnya, tapi tidak tahu mengapa Anna selalu terbawa emosi karena sikap menyebalkan Dio padanya, Anna sudah memaafkannya, tapi sifat Anna yang pemarah, cuek, dan dingin tak akan pernah luntur darinya.

“Halo?”
“.....”
“Anna..”
“......”
“Hmm..karena novelku sudah selesai dan sudah tidak ada waktu sibuk, bagaimana kalau kita jalan-jalan?”
“.....”
“Oh iya, kau sudah membacanya? Bagaimana? Bagus tidak? Apa ada yang kurang atau....”
“Dari kemarin kau selalu berbicara tentang novel dan cerita bodohmu itu, aku bosan medengarnya!! Dan mulai sekarang JANGAN MENGGANGGUKU LAGI!”
Tiitt.....

Anna terus saja memikirkan kejadian di telepon kemarin, dia sudah membentak Dio dan mungkin itu menjadi alasan Dio sampai sekarang tidak pernah masuk sekolah, Anna benar-benar merasa bersalah padanya.
Anna pulang agak malam hari ini, karena ada tugas tambahan. Saat di jalan, Anna melihat seseorang dari jauh dan mencoba mendekat, ternyata orang itu...Dio?!
Wajah Dio penuh luka dibagian mata dan bibir, dia masih memakai seragam sekolah tanpa alas kaki, kondisinya saat ini membuat Anna kaget setengah mati,
“Dio kau kenapa? Kenapa wajahmu memar begitu?”
“Anna?! a-aku tadi membolos sekolah dan kena pukul ibuku, jadinya seperti ini sekarang...”  kata Dio dan tak lupa senyuman lebarnya yang sudah menjadi ciri khasnya,
“Kau ini gila atau memang bodoh?! Badanmu sudah memar seperti ini kenapa kau masih tersenyum seperti itu padaku? Tidak usah berakting seperti itu di depanku!!”
“Aku tidak apa-apa, sungguh”
“Ugh..ya sudah kau tunggu di sini, aku pulang dulu” Anna segera berlari menuju rumahnya.

30 menit kemudian...

“Anna...aku disini!”
Anna yang mendengar suara Dio segera menyusulnya yang duduk di kursi taman sambil membawa sebuah tas kecil berisi obat-obatan,
“Sini aku obati lukamu”
“Tidak usah, tidak apa-apa, ini tidak sakit”
“Tidak sakit bagaimana?! Lukamu sampai memar parah seperti itu!!”
“Sungguh, hmmm....sepertinya aku tak akan pulang hari ini, oh iya bagaimana dengan novelnya? Sudah kau baca?” tanya Dio dengan senyum polosnya dan itu semakin membuat Anna geram melihatnya
“NOVEL, NOVEL, SELALU NOVEL! Simpan dulu novel bodohmu itu, lukamu parah Dio!! tolong berhentilah bersikap biasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa denganmu!!” ucap Anna marah, dan tak terasa air matanya jatuh membasahi pipinya, dia benar-benar sudah tidak tahan melihat kelakuan Dio,
“Selama ini hubungan kita berarti apa? Kau selalu membahas tentang novel khayalanmu itu, seharusnya kau memerhatikanku dan peduli padaku....bukannya membuatku kesal!!” tangisan Anna semakin deras dan memuncak, Anna segera beranjak dari kursi dan melemparkan uang yang dia keluarkan dari tas kecilnya ke wajah Dio
“Ambil saja uang itu untuk mengobati lukamu, kau juga harus meminta maaf pada ibumu!!” saat Anna hendak pergi tangannya ditahan oleh Dio, tapi sia-sia saja. Anna langsung menepisnya lalu pergi begitu saja
“ANNA...ANNA!” teriak Dio pada Anna tetapi tak dipedulikan
“Anna...” bisik Dio sambil memegang lukannya...

Besoknya...
Malam itu, Anna sudah terlihat ingin tidur, tapi suara iphonenya langsung mengejutkannya. Ternyata itu telepon dari Dio,
“Ada apa?”
“Temui aku di taman”
“Tidak mau, ini sudah malam dan aku mau tidur”
“Ayolah..aku ingin jalan-jalan bersamamu”
“Huff..iya-iya aku mengerti, aku segera kesana”
Tiit...
Anna yang sudah selesai beres-beres segera pergi menuju taman.
Saat di tempat pemberhentian bus Anna melihat Dio sedang melakukan sit-up di sana
‘Dasar aneh!’ bathin Anna melihat kelakuan orang itu.
Dio yang menyadari kehadiran Anna segera menghentikan aktifitasnya lalu datang menghampiri Anna,
“Lukamu sudah sembuh?” tanya Anna tiba-tiba dan hanya dijawab dengan sebuah anggukan oleh Dio
“Ma-maaf selama ini aku selalu bersikap bodoh di hadapanmu, tapi ambisiku untuk menjadi seorang novelis harus tercapai” Anna hanya diam mendengarnya, dan terus menatap Dio
“Aku sayang padamu, setiap hari hari aku selalu sayang padamu bahkan setiap detik, aku janji setelah ini akan bersikap lebih baik, selalu memerhatikanmu dan tidak akan membuatmu kesal lagi” ucap Dio dengan senyum lebarnya, membuat jantung Anna berdetak karena senyuman yang Dio berikan untuknnya, manis...
Karena sudah tidak tahan dengan senyuman itu, akhirnya Anna memeluk Dio, meletakkan kepala Dio di bahu Anna. Dio juga membalas pelukan Anna, pelukannya sangat kuat membuat Anna sedikit merasa sesak, tetapi itu tak masalah baginya...dia benar-benar nyaman di pelukan Dio..
“Aku tahu itu, aku juga minta maaf karena selalu bersikap kasar padamu, aku janji tidak akan pernah marah padamu lagi...a-aku juga sayang padamu” ucap Anna sambil terisak kecil, begitu bodohnya Anna yang tidak menyadari selama ini Dio sayang dan peduli padanya, dia benar-benar menyesal sekarang,
“Anna...” suara Dio tiba-tiba terdengar samar-sama di telinganya
“Iya?” kata Anna yang masih dalam pelukan Dio
“Kau harus janji setelah ini, jangan pergi....kau harus terus bersamaku”
Bingung? Ya, Anna merasa ada yang aneh dengan Dio. kenapa bisa dia jadi seserius itu?
“Kau tidak perlu mengatakan itu, dari dulu sampai nanti aku akan terus bersamamu...”
“Kau tidak perlu mengatakannya, aku akan selalu bersamamu..sekarang dan nanti”

“Ayo kita jalan-jalan” kata Dio sambil melepas pelukannya dan menghapus air mata Anna dengan ibu jarinya, Anna senang dengan perlakuan Dio saat ini. Mereka berjalan mengelilingi taman dengan canda tawa, mereka benar-benar bahagia malam ini. Seandainya waktu bisa diulang, Anna ingin mengulang semuanya dari awal...

Di tengah-tengah perjalan mereka, tiba-tiba saja Dio terbatuk dengan kerasnya, sepertinya terlihat parah
“Kau kenapa?”
“Tidak tahu..uhukk”
“Coba aku periksa...” saat hendak ingin memeriksa Dio, sebuah suara muncul memanggil Anna dan ternyata itu Vina. Teman sekelas Anna.
“Hey, apa yang kau lakukan malam-malam begini?”
“Aku sedang jalan-jalan dengan Dio...Dio? Dio?”
“Kau panggil siapa? Dengan siapa kau jalan?”
‘Dio menghilang lagi, kebiasaan jika ada orang lain pasti selalu menghilang’
Bathin Anna...
“Ahh..tidak ada, ayo kita pulang”
Akhirnya mereka berdua sampai di persimpangan..
“Tadi kau memanggil siapa?
“Te...temanku”
“Teman? Siapa?”
“Sudahlah lupakan saja, aku duluan..sampai jumpa”

Singkat cerita....

Sudah 10 bulan lamanya semenjak bertemu Dio di taman waktu itu, sejak saat itu Dio tidak pernah lagi menampakkan dirinya. Rasa khawatir dan rindu Anna semakin memuncak pada Dio, ingin sekali Anna kembali mengulang saat-saat bersama Dio waktu itu, tapi itu mustahil.
Dan di sinilah semua rahasia terbongkar, mau tidak mau Anna haru menerima kenyataan pahit ini.

Pulang sekolah sudah tiba, Anna memutuskan pergi kerumah Dio dan untungnya dia masih ingat alamat rumah Dio. akhirnya Anna sampai di depan rumah Dio dan perlahan mengetuk pintunya...
Tok..tok..tok..
Tidak ada jawaban dari dalam sana,
Tok..tok..tok..
Lagi-lagi tidak ada jawaban
“Dio kau di dalam?” teriak Anna, salah satu tetangga yang mendengar datang menghampiri Anna
“Maaf, ada keperluan apa?”
“Hmm...hanya ingin mengunjungi seorang teman, dan ini rumahnya. Bibi tahu di mana orangnya? Apa dia sedang keluar?”
“ini memang rumah anak yang bernama Dio, tapi bukankah dia sudah meninggal 2 tahun lalu?”
Deg... apa? Meninggal? Sejak kapan?
Badan Anna langsung membeku mendengarnya dan menatap bibi itu tidak percaya
“Ma..maksud bibi apa?” tanya Anna dengan suara gemetar
“Iya itu benar, Dio meninggal karena kecelakaan dan kalau tidak salah dia bersama pacarnya saat itu”
Pacar? Bukankah selama ini mereka berpacaran? Maksudnya apa dengan seorang pacar? Kenapa? Kemana Dio?
Anna segera pergi menuju rumah sakit yang terkahir kali Anna ingat.
Setelah sampai, Anna segera pergi ke ruang dokter dan langsung bertanya dengan wajah panik
“Dokter, 2 tahun lalu...apa ada pasien yang bernama Dio di rumah sakit ini?”
“Hmm...ya betul, pasien bernama Dio yang meninggal karena kecelakaan bersama seorang perempuan”
“Siapa nama perempuan itu?”
“Tunggu sebentar.....namanya Anna”
Deg... Anna terpaku mendengarnya, bagaimana mungkin namanya bisa ada di daftar nama pasien? Sebenarnya ada apa ini? Anna benar-benar tidak ingat apa-apa.
Kini tujuan terakhirnya adalah pulang ke rumah, mungkin ibunya tahu sesuatu tentang ini...
Saat Anna sampai di rumahnya, dia segera mencari ibunya
“Ibu...ibu aku ingin bicara sesuatu!!”
“Anna, ada apa siang-siang seperti ini kau teriak-teriak?”
“Ibu, tolong ceritakan kejadian 2 tahun lalu.. sebenarnya apa yang terjadi padaku? Kemana Dio?”
Tanya Anna dengan air mata yang berjatuhan
“Mungkin...kau harus tahu kejadian sebenarnya...”

6 Januari....2 tahun lalu....

“Hari ini kau ingin pergi kemana?”
“Hmm...tidak tahu, terserahmu saja”
“Kenapa terserahku”
“Karena kau yang mengajakku”
“Hmm...ada sesuatu yang ingin kuberikan padamu”
“Apa itu?”
“Rahasia, aku akan beritahu besok”
Sore itu Dio dan Anna sedang jalan-jalan di sekitar jalan setapak kecil, canda tawa menemani mereka hari ini.
Mereka berdua mau pergi ke taman namun, dari arah belakang sebuah mobil dan truk melaju kencang dan,
Brukk.....
Kecelakaan beruntun pun terjadi, terlihat Anna tergeletak di jalan dengan darah yang keluar sangat banyak dari kepalanya, sedangkan tangan Dio tertindis mobil, banyak sekali darah yang keluar dari tubuh Dio dan ini lebih parah dibandingkan Anna.
Ambulance datang dan langsung membawa mereka berdua ke rumah sakit

Di rumah sakit, Ibu Anna berdiri di tengah ranjang mereka berdua, melihat keadaan mereka yang parah sekali sampai-sampai Ibu Anna sudah hampir tak sanggup lagi melihatnya. Hanya menangis dan berdoa berharap mereka cepat sadar. Sampai  Ibu Anna melihat benda kecil yang berada di tangan Dio, mengambilnya dan dibukanya kotak itu, tenyata isinya....
Sebuah cincin...

Sudah 3 jam berlalu dan akhirnya operasi selesai. Dokter sudah keluar dan menjelaskan semuannya kepada Ibu Anna
“Putri ibu mengalami pendarahan hebat di kepala, kemungkinan putri ibu mengalami amnesia dan untuk anak laki-laki yang satunya....”
“Kenapa dengan dia dokter?”
“Maaf, dia sudah meninggal”


“Kenapa ibu tidak cerita dari awal?” tanya Anna yang mulai marah
“Percuma Anna, kau benar-benar lupa semuannya saat itu” tangisan Anna akhirnya pecah, dia masih tidak percaya dengan kejadian 2 tahun lalu...tapi, kalau Dio meninggal...kenapa saat itu dia masih bisa melihat Dio? masih bisa berbicara dengannya?!
Selama ini kecurigaan Anna terungkap, pantas saja Dio selalu menghilang tiba-tiba ketika ada orang lain menemui Anna.
“Ini kotak untukmu, bukalah”
Dibukanya kota itu, Anna melihat sebuah cincin di dalam sana, Anna kaget melihatnya...
“Ibu mengambilnya dari tangan Dio saat itu” mendengar itu, Anna hanya bisa menangis, mulutnya seperti terkunci rapat, badanya terasa goyah. Kenyataan pahit harus Anna terima saat ini..
“Dan ini surat untukmu, saat ibu berkunjung ke rumah Dio dan memasuki kamarnya ibu menemukan surat ini di atas meja belajarnya. Ibu sempat bertanya-tanya pada tetangganya tentang kehidupan Dio, dia anak yatim yang hanya tinggal berdua dengan ibunya, setiap hari Dio selalu dimarahi oleh ibunya bahkan tidak segan-segan memukulnya. Dio anak baik, biarpun dia tidak mendapatkan kasih sayang seorang ibu dia tetap bersikap seolah-olah dia tidak pernah bermasalah dengan ibunya”

Kini Anna duduk di kursi yang berada di taman, dia sudah mengingat semuannya, semua tentang dirinya dan Dio, kebahagiaan dan kesedihan semua teringat jelas di pikiran Anna.
Mungkin, hidup akan lebih indah bila tidak ada penyesalan, selalu mengisinya dengan senyum dan tawa kebahagiaan. Biar bagaimanapun takdir tetaplah takdir, kita hanya bisa menerima dan menjalaninya walaupun dengan terpaksa sekalipun...
Tapi yakinlah, takdir indah akan selalu menemani kita...

Terima kasih untuk semuannya..
Kau sebuah daun yang selalu terbang di sampingku
Sebuah daun yang berusaha mencari arti hidup bersamaku.
Aku selalu sendiri, bahkan ibuku sendiri sepertinya sudah tidak mau memerhatikanku lagi
Tapi...
Saat kau muncul, aku baru tahu rasanya diperhatikan oleh seseorang. Selalu mengomel tidak jelas ketika aku berbuat salah, selalu khawatir ketika aku melakukan hal aneh yang bahkan menurutku itu menyenangkan, selalu menangis ketika kau berbuat salah padaku, selalu bersandar di bahuku, bahkan kau suka sekali mengacak-ngacak rambutku agar aku tidak terlihat keren di mata perempuan lain, hanya terlihat keren di matamu bahkan lebih daripada itu.
Aku sangat suka dengan kebiasaanmu itu, dan itu menjadi salah satu alasan kenapa aku semakin sayang dan ingin selalu bersamamu.
Aku tidak tahu harus berkata apa dan membalas semua perbuatanmu itu padaku.
Kau ingat saat kau sakit parah sampai-sampai harus dirawat di rumah sakit? Aku benar-benar khawatir saat itu terlebih lagi kondisimu sangat parah. selama seminggu aku tak pulang hanya untuk merawatmu, bahkan ibumu sempat mengomel padaku untuk tidak terlalu khawatir padamu, bahkan saat aku pulang...aku hanya mendapatkan ocehan kemarahan dari ibuku, tapi aku tak peduli tentang itu karena saat itu aku hanya mementingkan dirimu.
Jika suatu saat kau ingin membalas budi, itu tidak perlu karena hanya melihatmu saja itu sudah cukup bagiku..
Dan cincin ini,
Hanya dengan cincin ini yang akan membuatmu selalu bersamaku, bahkan aku akan lebih bisa merasakan kebiasaanmu itu setiap hari.
Dengan surat ini aku bisa mengeluarkan semuanya padamu,
Anna, kau mau menikah denganku?
Aku akan datang kerumahmu besok untuk melamarmu...
Tunggu aku Anna, setelah lulus kuliah nanti kita akan menikah, kita akan hidup bahagia...
Dan satu hal yang harus selalu kau ingat...
Aku sayang padamu...



Aku mencintaimu, apa yang harus kulakukan?

Meskipun ini menyakitkan, itu tak mengapa
Meskipun harus menghapus cinta ini,
Aku tak akan bisa menghapusnya, karena itu dirimu...
Meskipun takdir ini menyedihkan...
Karena aku milikmu...

Jumat, 05 Agustus 2016

curhat lagi :v

tau gak sih lagunya Raisa yang Usai di sini?
aku lagi suka banget sama lagu itu. Mau tau kah kenapa? karena ada liriknya "lebih baik kita usai disini" itu tuh ngasih aku motivasi gitu nah, untuk gak ngegenggam orang yang udah pergi dari kita. entah pergi atau menghilang. Ibarat tuh yaa, kamu ngengenggam pasir ditanganmu dengan kuat sampai batu kecil yang berada di pasir itu melukai tanganmu, ada satu quotes yang nyindir banget :v eakk gini quotenya "sometimes holding on does more damage than letting go" eakk :v ngena banget kan. dah ah curhatnya capek